15 Desember, 2008

Dukung Gerakan Literasi, Untuk Indonesia Cerdas




Membaca adalah elemen terpenting untuk mewujudkan kecerdasan. Kebutuhan akan pentingnya membaca seyogyanya menjadi doktrin bagi setiap masyarakat, sehingga kita akan menemukan masyarakat yang cerdas dan kritis. Untuk memenuhi kebutuhan membaca, maka segala bentuk perangkatnya harus tersedia, seperti buku, koran, majalah dan bahan bacaan lainnya, perpustakaan yang representative dengan suasana yang nyaman dan disertai oleh pegawai yang komunikatif serta ramah terhadap pengunjung, internet gratis, serta perangkat lunak lainnya yakni yang terkait dengan kebijakan pemerintah yang mendukung budaya baca masyarakat.

Kenyataan saat ini yang kita hadapai bahwa membaca tidak menjadi bagian terpenting bagi masyarakat. Kita menemukan rendahnya minat baca, yang disertai dengan minimnya sarana dan prasarana yang mendukung gerakan membaca. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh Taufiq Ismail kepada Siswa SMU di 13 negara mengungkapkan bahwa, jika siswa SMU di Amerika Serikat menghabiskan 32 judul buku sastra selama tiga tahun, di Jepang dan Swiss 15 buku, siswa SMU di negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam menamatkan membaca 5-7 judul buku sastra, siswa SMU di Indonesia-setelah era AMS Hindia Belanda-adalah nol buku. Padahal, pada era Algemeene Middelbare School (AMS) Hindia Belanda, selama belajar di sana siswa diwajibkan membaca 15-25 judul buku sastra.

Data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2003 perihal budaya baca bangsa Indonesia juga sangat rendah. Data itu menggambarkan bahwa penduduk Indonesia berumur di atas 15 tahun yang membaca koran pada minggu hanya 55,11 %. Sedangkan yang membaca majalah atau tabloid hanya 29,22 %, buku cerita 16,72 %, buku pelajaran sekolah 44.28 %, dan yang membaca buku ilmu pengetahuan lainnya hanya 21,07 %.
Program TBM (Taman Bacaan Masyarakat) yang digulirkan pemerintah patut kita apresiasi, namun apakah penyelenggaraan dilapangan sesuai dengan proposal yang masuk, ini menjadi tugas yang harus dievaluasi. Hal tersebut mengingat bantuan untuk TBM merupakan bantuan yang bersifat Block Grant yang tidak jarang dimanipulasi.

Permasalahan budaya baca inilah yang menjadi fokus diskusi temu komunitas literasi se Indonesia, yang berlangsung pada tanggal 5-7 desember 2008 di Serang, Banten. Acara yang diprakarsai oleh Rumah Dunia tersebut mengangkat tema “Ode Kampung 3: Temu Komunitas Literasi Se-Nusantara, Mari Kita Dukung Literasi Lokal Menuju Indonesia Membaca”.
Acara temu literasi tingkat nasional yang pertama kali dilaksanakan dan akan rutin untuk tahun-tahun mendatang ini, menghasilkan rekomendasi yang disepakati oleh seluruh peserta yang hadir, di antaranya adalah Komunitas Baca Tatas Tuhu Trasna (Kaca Tastura) yang merupakan komunitas baca yang terdapat di Lombok Tengah dan menjadi satu-satunya komunitas literasi yang mewakili NTB.

Berikut pernyataan sikap dan rekomendasi temu komunitas literasi se-Indonesia.

Kami para peserta Ode Kampung III: Temu Komunitas Literasi se-Indonesia 2008, bersepakat bahwa literasi adalah hak kunci untuk mendapatkan hak berekonomi, bersosialisasi, partisipasi politik dan pembangunan, khususnya dalam masyarakat berbasis pengetahuan.

Literasi merupakan kunci peningkatan kapasitas seseorang, dengan memberikan banyak manfaat sosial, di antaranya cara berpikir kritis, meningkatkan kesehatan dan perencanaan keluarga, program pengurangan angka kemiskinan, dan partisipasi warga negara.

Literasi bukan hanya persoalan individu, tapi juga menyangkut persoalan komunitas dan masyarakat luas. Literasi bukan sekadar melek huruf, tapi merupakan dasar penopang bagi pembelajaran di masa datang. Literasi memberikan piranti, pengetahuan dan kepercayaan diri untuk meningkatkan kualitas hidup, untuk lebih dapat memberikan kemungkinan berpartispasi dalam aktivitas bermasyarakat dan membuat pilihan-pilihan informasi yang akan dikonsumsi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kami mengajukan sembilan rekomendasi:

1. Mendesak pemerintah pusat untuk segera menyusun regulasi yang lebih teknis terkait dengan UU no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan.
2. Mewajibkan Pemerintah daerah untuk membangun perpustakaan yang representatif, meningkatkan pelayanan yang optimal dan menyediakan tenaga pengelola perpustakaan yang profesional.
3. Menjalin kemitraan antara perpustakaan daerah dan perpustakaan komunitas, serta membangun kerjasama antara perpustakaan komunitas lokal dan daerah lainnya.
4. Mewajibkan lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan yang memiliki perpustakaan agar memberikan pelayanan bagi masyarakat luas.
5. Mewajibkan pengembang komplek perumahan/pengelola pusat perbelanjaan untuk membangun perpustakaan sebagai bagian dari fasilitas umum.
6. Mewajibkan penerbit menyumbangkan buku-buku kepada perpustakaan komunitas dan mengadakan peluncuran buku terbaru serta pelatihan menulis bersama para penulis buku.
7. Mendorong warga masyarakat untuk mendirikan perpustakaan komunitas di setiap desa/kelurahan.
8. Mewajibkan perusahaan mengalokasikan tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) untuk perpustakaan komunitas.
9. Menumbuhkan kebiasaan membaca dengan menyediakan bahan bacaan di lingkungan keluarga, lembaga pendidikan, dunia kerja, instansi pemerintah, tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya.
Demikian sembilan rekomendasi ini diajukan kepada khalayak. Semoga mendapat dukungan dari semua elemen terkait, demi mewujudkan kejayaan Indonesia di masa mendatang.

Komunitas/Yayasan/Penerbit/Rumah Baca/TBM yang menyuarakan dan mendukung rekomendasi ini:
1. Rumah Dunia (Serang)
2. Forum Indonesia Membaca
(Jakarta)
3. 1001 Buku (Jakarta)
4. Forum Lingkar Pena (Jakarta)
5. KKS Melati (Jakarta)
6. Perahu Baca (Tangerang)
7. Warabal (Bogor)
8. Tatas Tuhu Trasna (Lombok)
9. Forum Pinilih (Solo)
10. Kandank Jurank (Tangerang)
11. Forum TBM (Jakarta)
12. Jala Pustaka (Pekalongan)
13. Nurani Dunia (Jakarta)
14. Tunas cendikia (Jakarta)
15. Zhaffa (Jakarta)
16. Lereng Medini (Kendal)
17. Textour (Bandung)
18. Asiatul Jannah (Cilegon)
19. Pendar Pena (Depok)
20. Lentera Kalbu (Pandeglang)
21. Rumah Tukik (Anyer)
22. Ratu Bagus (Serang)
23. Kebon Sastra (Serang)
24. Kubah Budaya (Serang)
25. Pondok Maos (Kendal)
26. Cahaya Lentera (Bandung)
27. Sanggar Daerah Pinggir Rel
(Jakarta)
28. Ibnu Hajar (Magelang)
29. Kampung Apung (Jakarta)
30. Sakinah (Tangerang)
31. Biblio (Jogjakarta)
32. Teras Puitika (Banjar Baru)
33. Histeria (Semarang)
34. Aura Books (Pandeglang)
35. Sanggar Sastra Serang (Serang)
36. Tifa (Bekasi)
37. Perpustakaan Fisip Unair
(Surabaya)
38. Cermin (Tasikmalaya)
39. Pondok Maos guyub (kendal)
40. Si Bagong (Purbalingga)
41. Sygma Publishing (Bandung)
42. Mizan (bandung)
43. Salamadani (Bandung)
44. Agromedia (Jakarta)
45. Kramat Jaya (Pandeglang)
46. Berkah Saluyu (Pandeglang)
47. Angsana (Pandeglang)
48. Attaqwa (Pandeglang)
49. Alfattah (Tangerang)
50. Komunitas Penulis Jakarta
(Jakarta)
51. WaTas Media (Banjarmasin)
52. Forum Komunikasi Teater
Banjarbaru (Kalimantan)
53. Enigma Community
(Kalimantan)
54. Kelompok Studi Sastra Banjarbaru (Kalimantan)
55. Sanggar Matahari Martapura
(Kalimantan)
56. Arjasari (Bandung)
57. Kandangpati (Sumatra)
58. Teater Lakon (Bandung)
59. Komunitas Bunga Matahari
(Jakarta)
60. Jaringan Rumah Usaha
(Semarang)
61. Bike To Work (Jakarta)
62. Ajar Meteseh (Kendal)
63. Ruang Sunyi (Bandung)
64. Baitul Hamdi (Menes)
65. Al-Muna (Menes)
66. Maritim (Pandeglang)
67. Visi Bangsa (Serang)
68. Bina Imu (Pandeglang)
69. Tunas Bangsa (Pandeglang)
70. Nina’s Creative Centre
(Pandeglang)
71. Wacana (Jakarta)
72. Penulis lepas (Jakarta)
73. Rumah Cahaya (Depok)
74. Reading Bugs (Jakarta)
75. Matahari (Bogor)
76. Insan Baca (surabaya)
77. Lebah Rumah Baca (Surabaya)
78. Yayasan Aksara Angka (Bandung)
79. Perpustakaan Istiqomah (Jakarta Selatan)
80. TBM Sijabrik Palmeriam (Jakarta Timur)
81. wisata-buku. com
82. Penerbit SUHUD Sentrautama (Serang)
83. Yayasan Al-Khairati (Tangerang)
84. Komunitas Coretan ( Bogor )
85. Milis wongbanten
86. Kopi Sastra (Bogor)
87. Kafe Baca Biblioholic (Makasar)
88. Pondok Dadapan (Citayam)
89. Tetater UI (Depok)
90. LP2A Kasih (Makasar)
91. Forum Pinilih (Solo)
92. Lembah Pring (Jombang)
93. Sanggar Sastra Ndesa (Banyumas)
94. Rumah Sastra Langit Timur (Jogjakarta)
95. Bimbel Dzikra Prestatif (Bandung)
96. Dzikra Library (Bandung)
97. Penerbit Lentera Hati (Ciputat)
98. Penerbit Buah Hati (Tangerang)
99. Perpustakaan PPLH (Bali)
100. Rumah Baca Albiruni (Bogor)
101. Perpustakaan Politeknik Manufaktur Negeri (Bandung)
102. Yayasan Pakta (Jakarta)
103. Gempa (Makalengka)
104. Insan Baca (Surabaya)
105. Perpustakaan Medayu Agung (Surabaya)
106. Perpustakaan Pelangi Pusdakota Ubaya (Surabaya)
107. Taman Bacaan Kawan Kami (Surabaya)
108. Pondok Baca Bocah (Surabaya)
109. Taman Baca Anak Sholeh Fadhli dan Perpustakaan Ummi Fadhilah (Surabaya)
110. Sanggar Anak Lengger (Surabaya)
111. Rumah Baca Az-Zahra (Surabaya)
112. Kedai Baca Walhi (Surabaya)Rumah Detak (Lombok Tengah)

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Text

  ©Template by Dicas Blogger.